KOMODITAS DAGING BEBEK SEBAGAI PENDORONG EKONOMI KERAKYATAN

Sekilas mungkin ada yang aneh dengan judul artikel ini, bagaimana mungkin daging bebek berhubungan dengan isu ekonomi kerakyatan. Tapi memang itulah kenyataannya bahwa daging bebek sebagai komoditas apabila dikelola dengan benar akan mampu mendorong ekonomi kerakyatan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa isu ekonomi kerakyatan sekarang ini menjadi salah satu isu yang cukup sering dibahas, baik itu oleh para petinggi negeri, akademisi, media, dan masyarakat biasa. Apalagi ketika pada saat pemilu dan pemilukada. Yang menjadi pertanyaan adalah seperti apakah bentuk riil upaya menumbuhkan ekonomi kerakyatan, atau memang isu tersebut hanyalah dijadikan isu politik semata dalam rangka menaikan popularitas seorang kandidat presiden, gubernur, bupati, dan anggota dewan perwakilan rakyat. Entahlah, mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang :D
Sebenarnya wujud nyata menumbuhkan ekonomi kerakyatan, salah satunya bisa melalui bidang subsektor peternakan. Yaitu dengan mengembangkan sentra-sentra peternakan kerakyatan terpadu yakni mulai dari penyediaan bibit, pakan dan kemudahan pemasaran pada jenis-jenis ternak yang biasa dibudidayakan petani di pedesaan. Sebagai contoh saat ini permintaan pasar terhadap daging bebek meningkat dengan tajam, seiring dengan makin banyaknya orang mengkonsumsi daging bebek. Sehingga berdampak pada permintaan pasar yang meningkat, tapi kondisi itu tidak berbanding lurus dengan ketersediaan barang. Sehingga berakibat pada tidak stabilnya harga, dan sangat rentan akan monopoli oleh pemilik modal besar. yang tentu saja apabila itu terjadi sangat bertentangan dengan ekonomi kerakyatan yang selama ini digembar-gemborkan oleh para pemimpin negeri ini.
Hingga kini, usaha peternakan bebek masih terkendala beberapa permasalahan. Diantaranya usaha-usaha peternakan bebek yang ada sekarang masih didominasi peternak skala kecil yang bersifat tradisional, kecilnya modal, sulitnya mencari bibit DOD (Day Old Duck) unggul serta pengetahuan peternak yang masih rendah. Tidak mengherankan jika produktivitas ternak bebek di pedasaan saat ini masih rendah dan jauh dari harapan. Hal ini akibat pada sistem perkawinan yang dilakukan oleh peternak masih secara alami, tidak adanya seleksi calon induk-pejantan unggul dan belum adanya program pembibitan (breeding) yang baik.
Untuk itulah pengembangan sentra-sentra peternakan terpadu sudah waktunya didorong oleh para pemegang kebijakan sehingga melalui upaya-upaya pengembangan terpadu ini, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar akan daging bebek juga diharapkan para peternak bebek nantinya semakin termotivasi, cepat berkembang, dan mampu meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Sehingga kesejahteraan melalui ekonomi kerakyataan dapat terwujud. Mudah-mudahan artikel singkat dan dangkal ini dapat memberikan manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar